Al-Quran telah menyatakan hal
ini. Allah berfirman yang maksudnya, Dan apabila bintang-bintang
berjatuhan´.
Dan firmanNya lagi yang
bermaksud Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan´.
Bagaimana jatuhnya bintang-bintang
tersebut dapat digambarkan oleh ilmu astronomi, mungkindisebabkan lambatnya
rotasi gerakan bintang tersebut atau sebagainya seperti yang telah
dijelaskan. Selain itu, menurut astronomi bahawa bintang-bintang yang
berada dilangit akan padam kemudianhancur. Dalam pandangan yang lain pula
bahwa bintang-bintang itu berevolusi dengan memiliki tenaga yang kuat dan
panas hingga berwarna biru yang kemudian mengecil dengan jalannya yang
tidak terkendalikan. Zat-zat helium yang ada disekitarnya akan membakar
degan cepat dan akhirnya akan meledak. Dianggarkan pada waktu itu suhu
kepanasannya setinggi 800 juta derajat celcius dengan bahan-bahan atom yang
akan dapat meledakkan dirinya dengan hebat sekali. Menurur A. Baiquni,
bahawa pada setiap jangka waktu antara 100 hingga 200juta tahun, pertemuan
besar akan terjadi antara bumi dengan benda-benda angkasa yang lebih daripada
hentaman yang berlaku ke atas bumi pada tahun 1908 yang dikenali sebagai
Kejadian Tungusa´.
Kejadian yang besar itu terjadi,
yaitu pada saat sistem matahari dalam perjalanannya mengelilingi pusat galaksi.
Perjalanan tersebut menghampiri kawasan yang berkabut raksasa. Terjadi hal ini
kerena massanya yang besar, kabut raksasa ini akan mengganggu perjalanan
komet-komet yang berasal darikabut Oort yang ikut serta dengan sistem tata
surya kita dan hal ini dapat mengakibatkanpertembungan dengan bumi seperti
Tungusa itu. Denagn kejadian itu dapat mengubah arus magmadan paksi bumi
sehingga ada kemungkinan kutub Utara terbalik ke Selatan dan sebaliknya Barat
menjadi Timur dan Timur menjadi Barat. Tidak mustahil pada waktu itu matahari
akan terbit dariBarat dan terbenam ke Timur. Di dalam hadith Rasulullah s.a.w
ada menerangkan hal ini.Ia bersabda yang maksudnya, Sesungguhnya yang
pertama-tama tanda hari kiamat ialah terbitnya matahari dari sebelah Barat
dankeluar sesuatu macam binatang di hadapan orang ramai di waktu siang hari.
Mana yang di antara kedua tanda ini keluar lebih dahulu sebelum yang
satunya, maka yang satunya itu akan menyusuldalam waktu yang dekat sekali
sesudah terjadi yang pertama itu´. Walaupun ada banyak teori yang
berdasarkan kepada pengkajian sains mengenai kehancuran alamsemesta ini, namun
hakikat sebenarnya adalah pada ilmi Allah, kerana Dialah yang Maha Mengetahui
dan Keimanan terhadap hari kiamat adalah di antara pokok ajaran Islam
bahkan termasuk dari rukun Iman. Keimanan seseorang barulah sempurna jika dia
meyakini adanya hari kiamat.
Kiamat Pasti Terjadi
Allah Ta’ala berfirman,
لَيْسَ
الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ
الْبِرَّ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi.” (QS. Al Baqarah: 177)
Al
Qur’an juga telah menjelaskan bahwa hari kiamat benar-benar akan terjadi. Allah Ta’ala berfirman,
يُدَبِّرُ
الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini
pertemuan (mu) dengan Rabbmu.” (QS. Ar Ra’du: 2)
Kadang pula kepastian
datangnya kiamat menggunakan ayat-ayat semacam,
إِنَّ
السَّاعَةَ آتِيَةٌ
“Sesungguhnya hari kiamat itu
akan datang.” (QS. Thahaa: 15)
وَإِنَّ
السَّاعَةَ لآتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ
“Dan sesungguhnya saat (kiamat)
itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (QS.
Al Hijr: 85)
فَإِنَّ
أَجَلَ اللَّهِ لآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al ‘Ankabut: 5)
إِنَّ
السَّاعَةَ لآتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya hari kiamat pasti
akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia
tiada beriman.” (QS. Ghafir: 59)
Hancurnya Dunia Semakin Dekat
Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam Al Qur’an Al Karim bahwa kiamat
sudahlah dekat dan di antara tanda kiamat pun sudah muncul. Di antaranya adalah
terbelahnya bulan di zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,
اقْتَرَبَتِ
السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
“Telah dekat (datangnya) kiamat dan
telah terbelah bulan.”
(QS. Al Qamar: 1)
Terdapat hadits yang juga
menyebutkan hal ini, sebagaimana yang disebutkan dalam shohih Bukhari.
Dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata,
انْشَقَّ الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ
رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فِرْقَتَيْنِ ، فِرْقَةً فَوْقَ الْجَبَلِ
وَفِرْقَةً دُونَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « اشْهَدُوا »
“Bulan
terbelah menjadi dua bagian pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Satu belahan terdapat di atas
gunung dan belahan lainnya berada di bawah gunung. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ’Saksikanlah’.” [1]
Berita ini juga dikeluarkan oleh At Tirmidzi dari sahabat
Anas, beliau berkata,
سَأَلَ أَهْلُ مَكَّةَ النَّبِىَّ
-صلى الله عليه وسلم- آيَةً فَانْشَقَّ الْقَمَرُ بِمَكَّةَ مَرَّتَيْنِ
فَنَزَلَتِ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ) إِلَى قَوْلِهِ (سِحْرٌ
مُسْتَمِرٌّ)
“Penduduk
Makkah meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu bukti. Akhirnya bulan terbelah di Makkah menjadi dua
bagian, lalu turunlah ayat : ‘Telah dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan.
Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu'jizat), mereka
berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus".[2]’[3] ”
Hadits terbelahnya bulan telah
diriwayatkan oleh sekelompok sahabat di antaranya: Abdullah bin ‘Umar,
Hudzaifah, Jubair bin Muth’im, Ibnu ‘Abbas, Anas bin Malik, dan juga
diriwayatkan oleh seluruh ahli tafsir. Namun, sebagian orang merasa ragu
tentang hal ini dan menyatakan bahwa terbelahnya bulan itu terjadi pada hari
kiamat nanti sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh ‘Utsman bin ‘Atho’ dari
ayahnya, dll. Namun, perkataan semacam ini adalah perkataan yang syadz (yang menyelisihi pendapat yang lebih kuat) dan pendapat ini
tidak bisa menggantikan kesepakatan yang telah ada. Alasannya adalah kata
‘terbelah’ (pada ayat di atas) adalah kata kerja bentuk lampau (dan berarti
sudah terjadi). Sedangkan menyatakan bahwa kata kerja lampau ini berarti akan
datang membutuhkan dalil, namun hal ini tidak diperoleh. –Inilah perkataan
Ibnul Jauzi dalam Zaadul
Masiir-.[4]
Begitu pula diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah di
antara tanda semakin dekatnya kiamat. Karena dalam sebuah hadits beliau sendiri
mengatakan bahwa jarak antara pengutusan beliau dan datangnya kiamat adalah
bagaikan dua jari yaitu jari tengah dan telunjuk.[5]
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Diutusnya
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah di
antara tanda-tanda kiamat. Tatkala Jibril ‘alaihis salam melewati penduduk
langit untuk diutus kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, penduduk
langit pun mengatakan, “Allahu Akbar, sebentar lagi akan kiamat.”.”[6]
Begitu pula ada tanda-tanda yang
akan terus menerus muncul dan bukan hanya sekali. Semacam ada orang-orang yang
mengaku sebagai Nabi. Sebagaimana hal ini sudah muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam yaitu Musailamah Al Kadz-dzab yang
mengaku sebagai Nabi. Begitu pula ajaran Ahmadiyah dari India, ajaran
seorang wanita yang bernama Lia Aminudin yang mengaku sebagai penyampai wahyu
yang diberikan kepada anaknya yang diangkat sebagai Nabi dan akhir-akhir ini
muncul pula aliran yang bernama Al
Qiyadah Al Islamiyah yang
juga mempunyai rasul yang baru muncul tahun 2000.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
لاَ
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ
ثَلاَثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
“Kiamat tidak akan terjadi sampai
muncul dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar 30 orang. Semuanya
mengklaim bahwa dirinya adalah Rasulullah.”[7]
Begitu
pula banyaknya wanita yang berpakaian namun hakekatnya telanjang karena
pakaiannya yang tipis dan ketat, itu juga merupakan tanda semakin dekatnya
kiamat. Inilah tanda dekatnya kiamat yang banyak muncul di zaman kita ini.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ
أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا
النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ
كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ
رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk
neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti
ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian
tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang
miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”[8]
Begitu pula halnya dengan merebaknya
perzinaan dan pornografi yang nampak saat ini, itu juga merupakan tanda semakin
dekat hancurnya dunia. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مِنْ
أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيَظْهَرَ
الزِّنَا ، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، حَتَّى يَكُونَ
لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ
“Di antara tanda-tanda hari
kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, merebaknya perzinaan,
wanita akan semakin banyak dan pria akan semakin sedikit, sampai-sampai salah
seorang pria bisa mengurus (menikahi) 50 wanita (karena kejahilan orang itu
terhadap ilmu agama).”[9]
Kenapa Kiamat Belum Juga Terjadi? Mungkin ada yang menanyakan, “Bagaimana bisa dikatakan bahwa
kiamat itu dekat sedangkan sudah seribu tahun lebih sejak Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam diutus, kiamat pun belum terjadi?”
Ingatlah bahwa dikatakan dekat berdasarkan ilmu dan ketentuan Allah, walaupun
manusia menganggapnya amatlah jauh.
إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا,
وَنَرَاهُ قَرِيبًا
“Sesungguhnya mereka memandang
siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan kami memandangnya dekat (pasti
terjadi).” (QS. Al Ma’arij: 6-7)
Kiamat bisa dikatakan dekat karena
dilihat dari lamanya kehidupan sebelum umat Muhammad itu ada. Kita ambil
contoh, misalnya kita anggap umur dunia ini ada adalah 50 tahun lamanya. Dan
dari lima puluh tahun tersebut, dunia ini sudah berjalan selama 45 tahun.
Berarti tersisa lima tahun. Lima tahun ini jika kita bandingkan dengan
waktu-waktu sebelumnya (yang 45 tahun tadi) adalah waktu yang amat sedikit.
Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam pun menjelaskan demikian. Beliau bersabda,
إِنَّمَا
أَجَلُكُمْ فِى أَجَلِ مَنْ خَلاَ مِنَ الأُمَمِ مَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعَصْرِ
إِلَى مَغْرِبِ الشَّمْسِ
“Sesungguhnya ajal kalian –umat
Islam- (dengan datangnya hari kiamat, pen) jika dibandingkan dengan waktu yang
ditempuh oleh umat-umat sebelum kalian adalah bagaikan jarak antara
shalat ‘Ashar dan waktu maghrib -saat tenggelamnya matahari-.”[10]
Umat Islam dalam hadits ini
dimisalkan muncul pada waktu ‘Ashar. Sedangkan masa umat-umat sebelum Islam
–mulai dari Nabi Adam, nabi pertama- hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah
rentan waktu antara waktu Shubuh dan ‘Ashar. Adapun rentan waktu umat Muhammad
ada hingga datangnya hari kiamat adalah rentan waktu antara ‘Ashar dan Maghrib.
Jadi, jika rentan waktu munculnya awal kehidupan di dunia ini hingga datangnya
Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam dibandingan
dengan masa hidup umat Islam hingga hari kiamat, itu adalah perbandingan yang
amat jauh. Sehingga masa umat Islam itu ada hingga hari kiamat datang amatlah
dekat.
Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengisyaratkan jarak waktu umat ini
dengan hari kiamat dengan sabda beliau,
بُعِثْتُ
أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ
“Jarak antara aku diutus dengan
datangnya hari kiamat adalah bagaikan dua jari ini.” Beliau pun berisyarat dengan jari tengah dan jari telunjuknya.[11] Gambarannya,
jari tengah itu adalah umur kehidupan di dunia ini hingga hari kiamat.
Sedangkan jari telunjuk adalah lamanya waktu mulai dunia ini ada hingga
pengutusan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Adapun
jarak pengutusan Nabi kita dengan hari kiamat adalah selisih antara jari tengah
dan jari telunjuk. Bandingkanlah umur dunia ini hingga Nabi kita diutus dengan
masa setelah Nabi diutus hingga hari kiamat! Jika kita bandingkan, waktu
terjadinya kiamat itu sangatlah dekat dengan umat Muhammad.
Manusia mungkin merasakan kiamat itu
masih sangat lama. Namun itulah pemikiran dan pandangan manusia yang dangkal.
Rabb kita dan Rasul-Nya menganggap bahwa kiamat itu begitu dekat.
أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلا
تَسْتَعْجِلُوهُ
“Telah pasti datangnya ketetapan
Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya.” (QS. An
Nahl: 1)
وَمَا
أَمْرُ السَّاعَةِ إِلا كَلَمْحِ الْبَصَرِ
“Tidak adalah kejadian kiamat
itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi).” (QS. An Nahl:
77)
(Dilarang Mencopas tanpa seijin dan
tanpa menyertai asal sumber artikel tersebut. Hak Cipta dilindungi oleh UU dan
Allah SWT)
ttd
CTN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan Komentar, Saran, Kritik, Masukan atas Artikel diatas. ^_^
Dimohon untuk tidak mengunakan akun anonim.
No Spam please!
Assalamualaikum