Proses bagaimana terjadinya Bumi dan Tata Surya kita ini telah lama menjadi
bahan perdebatan diantara para ilmuwan. Banyak pemikiran-pemikiran yang telah
dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya planit-planit yang menghuni Tata Surya
kita ini.
Salah satu diantaranya yang merupakan gagasan bersama antara tiga
orang ilmuwan yaitu, KANT, LAPLACE Agar
kita dapat lebih menghayati dan memahami sifat-sifat yang terkandung dan
HELMHOLTZ, adalah yang beranggapan adanya suatu bintang yang berbentuk kabut
raksasa dengan suhu yang tidak terlalu panas karena penyebarannya yang sangat
terpencar. Benda tersebut yang kemudian disebutnya sebagai awal-mula dari MATAHARI,
digambarkannya sebagai suatu benda (masa) yang bergaris tengah 2 bilyun mil
yang berada dalam keadaan berputar.
Gerakan tersebut menyebabkan MATAHARI ini secara terus-menerus akan
kehilangan daya energinya dan akhirnya mengkerut. Akibat dari proses
pengkerutan tersebut, maka ia akan berputar lebih cepat lagi. Dalam keadaan
seperti ini, maka pada bagian ekuator kecepatannya akan semakin meningkat dan
menimbulkan terjadinya gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui
tarikan dari gayaberatnya, yang semula mengimbanginya, dan menyebabkan sebagian
dari bahan yang berasal dari MATAHARI tersebut terlempar. Bahan-bahan yang
terlempar ini kemudian dalam perjalanannya juga berputar mengikuti induknya,
juga akan mengkerut dan membentuk sejumlah planit-planit.
Karena ternyata masih ada beberapa masalah yang berkaitan dengan
kejadian-kejadian didalam Tata Surya yang tidak berhasil dijelaskan dengan
teori ini, maka muncul teori-teori baru lainnya yang mencoba untuk memberikan
gambaran yang lebih sempurna. Salah satu
nya adalah yang disebut dan dikenal
sebagai teori PLANETESIMAL yang dicetuskan oleh CHAMBERLIN dan MOULTON. Teori
ini mengemukakan adanya suatu Bintang yang besar yang menyusup dan mendekati
MATAHARI. Akibat dari gejala ini, maka
sebagian dari bahan yang membentuk MATAHARI akan terkoyak dan direnggut dari
peredarannya. Mereka berpendapat bahwa bumi kita ini terbentuk dari bahan-bahan
yang direnggut tersebut yang kemudian memisahkan diri dari MATAHARI. Sesudah
itu masih ada bermunculan teori-teori lainnya yang juga mencoba menjelaskan
terjadinya planit-planit yang mengitari MATAHARI. Tetapi rupanya kesemuanya itu
lebih memfokuskan terhadap pembentukan planit-planit itu sendiri saja tanpa
mempedulikan bagaimana sebenarnya MATAHARI itu sendiri terbentuk.
ASTRONOMI adalah ilmu yang mempelajari keadaan Tata Surya, dan mungkin merupakan ilmu
yang tertua di Bumi. Kaitannya terhadap bumi hanya terbatas kepada aspek bahwa bumi
merupakan bagian dari Tata Surya. Dari segi ilmu ASTRONOMI, bumi kita ini hanya
merupakan suatu titik yang tidak penting dalam Tata surya dibandingkan dengan
benda-benda lainnya. Hasil pengamatan
manusia mengenai Tata Surya ini yang terpenting adalah bahwasanya gerak-gerik
dari benda yang didalam Tata Surya itu mempunyai suatu keteraturan sehingga daripadanya
dapat digunakan untuk merekam waktu yang telah berlalu. Sudah sejak lama orang
percaya bahwa ia berada dalam suatu benda yang merupakan inti daripada segala
sesuatu yang diciptakan TUHAN. Namun sejak 3 ½
abad yang lalu kita baru menyadari bahwa Bumi ini ternyata hanya
merupakan sebagian kecil saja dari KOSMOS, dan jauh sekali dari anggapan
sebagai pusat dari segalanya. Sebenarnya bahwa sejak 300 tahun terakhir ini
kita memang telah banyak mendapatkan fakta-fakta tentang bagaimana pola Tata
Surya kita ini. Beberapa dari padanya adalah yang berhubungan dengan
ukuran-ukurannya, sedangkan keteraturan yang dapat diamati.
(Dilarang Mencopas tanpa seijin dan tanpa menyertai asal sumber artikel tersebut. Hak Cipta dilindungi oleh UU dan Allah SWT)
ttd
CTN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan Komentar, Saran, Kritik, Masukan atas Artikel diatas. ^_^
Dimohon untuk tidak mengunakan akun anonim.
No Spam please!
Assalamualaikum